Jumat, 11 Januari 2008

Doa Seorang Suami



Suatu Pagi seorang suami yang merasakan kecapaian dalam hidupnya memanjatkan doa kepada Allah : “Ya Allah kasihanilah aku. Aku bekerja membanting tulang , sementara istriku tinggal dirumah. Saya akan persembahkan apapun , asalkan Kau kabulkan satu permohonanku : “Tukarkanlah aku menjadu istriku”. Ia enak-enakan di rumah, dan aku ingin memberinya pelajaran betapa beratnya kehidupan seorang laki-laki.”

Tuhan mendengarkan doá tersebut dan mengabulkannya. Esoknya , mulailah ”perempuan baru”tersebut menjalankan kehidupannya. Ia bangun di pagi buta, menyiapkan sarapan, membangunkan anak-anak untuk sekolah, menyiapkan bekal suaminya, memasukkan cucian kotor ke mesin cuci, menyiapkan masakan hari ini, mengantarkan anak-anak. Sepulang dari sekolah anaknya mampir ke pom bensin, mengambil uang, membayar rekening listrik dan telpon, mengambil cucian suaminya di pelayanan laundry, dan cepat-sepat ke pasar untuk belanja.

Dengan cepat hari mencapai pukul 13:00 tengah hari. Ia membereskan tempat tidur , mengambil cucian tadi pagi dan menjemurnya, dan memasukan sisanya ke mesin cuci, menyapu dan mengepel rumah, menanak nasi, kemudian segera berangkat menjemput anak-anak dari sekolah , yang disambut oleh anak-anaknya dengan berisitegang.

Sesampai dirumah ia segera menyiapkan makan malam anak-anaknya. Dengan tergopoh-gopoh meniriskan kembali cuciannya yang sebenarnya telah kering, karena ternyata hari hujan selama ditinggal ke sekolah. Sore hari ia membantu anak-anak mengerjakan PR. Ia sempat-sempatkan mengintip-intip acara teve sambil tangannya menyetrika. Setelah itu ia menyiapkan makan malam keluarga, memandikan anak-anak , dan mengantarnya tidur.

Pukul 21:00 malam, ia dengan badan begitu lelah pergi tidur. Sudah tentu, masih ada tugas lain lagi, yang entah bagaimana caranya ia laksanakan dengan baik, sebelum benar-benar menikmati tidurnya.

Esok paginya ia berdoa sekali lagi kepada Allah : ”Ya Allah, apa yang kubayangkan saat aku meminta Mu mengabulkan permohonanku, tak sanggup kutanggungkan lagi. Aku MenghibaMu, Ya, Allah, kembalikan aku menjadi diriku, kumohon, Ya Allah.”

Allah kembali mendengarkan doánya. Ia berkata : ”Wahai, hambaKu, aku akan mengembalikan keadaanmu semula. Tapi, ada hal kecil yang sedikit mengganggu, kau harus menunggu 9 bulan. Ingat, perbuatanmu sendiri telah membuatmu hamil sejak kemarin.” - (Mengasah Hati – Penutur Zaim Saidi)